“ Kesabaran ada batasanya..., masak aku harus
terus sabar menghadapi semua cacian dan makian Si Anak sok pandai dan sok
cantik itu???... “. Kata Nadia sambil mengerutkan jidat nya.
“
Ya tapi kamu selalu sabar menghadapi dia, karna dia memang selalu menyakiti
hati teman – temanya itu...!!!!!! “. Kata Mona yang berusaha menenangkan diri
sahabatnya itu.
“
Jadi, yang di caki maki bukan aku saja ya???... baiklah aku akan semangat
menghadapi teman yang sangat membosankan itu... !!!! “ jelas Nadia tenang.
“
Eh, ya sudah kita pulang aja yuk... sudah mau maghrib nih!!!. “. Kata salah satu di antara mereka. Karna
hari sudah mulai petang satu satu diantara kita mulai pulang ke rumah masing –
masing. Kecuali, Nina. Dia adalah salah satu teman ku juga. Dia adalah teman
yang paling ceria, dia tidak pernah
mengeluh jika di caci maki, di olok – olok atau
pun jika dia dikerjain. Tapi entah kenapa dia sekarang kelihatan sedih
dan tidak percaya diri serta lincah seperti kemarin – kemarin. Aku seakan tidak
percaya tentang apa yang aku pikirkan di benatku...
Benarkah dia juga di olok – olok
Si Anak yang menjengkelkan itu???... tapi jika dia di olok – olpk bukanya
dia tidak pernah mengeluh???
|
Sangking kepo nya aku bertanya
kepada Nina....
“ Nin, kamu kenapa??? Kok nggak
kayak biasanya?... “
“ Iya Nad, aku lagi sedih dan
sakit hati... “
“ Karna anak yang paling
menjengkelkan itu ya??... “
“ Kamu nggak usah tanya deh...
pasti jawaban ku dan semua yang kayak aku pasti iya!!! “
Jadi, penyebab semua itu adalah
dia, aku berpikir seperti itu. Aku
meminta ijin kepada Nina untuk pulang duluan. Dalam perjalanan aku bertemu
dengan seorang nenek yang sudah sangat renta,
“ Nek bisa saya bantu? “ Nadia
bertanya.
“ Iya nak, nenek kesulitan
membawa belanjaaan ini!! “ sahut nenek menjawab.
“ Baiklah, ayo nek.!! “
Sesampainya di rumah nenek, aku
terkejut karna rumah nenek itu sudah tidak layak dihuni lagi. Jadi aku
mengantarkan nenek itu masuk ke rumahnya dengan sangat kasihan. Lalu aku ijin
kepada nenek untuk pulang ke rumah. Di rumah aku sudah disambut keluarga ku
dirumah.
“ Nad, kenapa murung?. Pulang –
pulang kok murung! “ sahut ibuku yang sudah menunggu lama di ruang tamu.
“ Iya bu, tadi aku menolong nenek
membawa belanjaannya sampai ke rumah. Setelah aku melihat rumah nenek itu, dan
ternyata rumah itu sudah tidak layak dihuni lagi. Sampai sekarang aku masih
bingung memikirkan jawaban agar aku bisa membantu nenek yang sudah sangat renta
itu. “ jawab Nadia sedih.
“ Ya sudah, besok kan kamu
libur!!. Jadi besok kamu kasih tau kami rumah nenek itu dan kami sebisa mungkin
akan membantu. Jika rumah itu tidak bisa diperbaiki nenek itu bisa tinggal di
rumah ini. “ sahut ibu menenangkan.
Keesokan harinya Nadia mengajak
ibu dan ayahnya pergi ke rumah nenek itu. Sesampinya dii sana. . .
“ Assalamu’alaikum. Nek ,
nenek!!! “ Nadia memaggil nenek yang kemrin dia jumpai.
“
Wa’alaikum salam... Oh, ternyata kamu ya? “ sahut nenek.
“ Iya nek, apakah
kedatanganku mengganggu??. Jika tidak
saya akan memberitahu sesuatu yang sangat membahagiakan nek... “ Nadia
mebjawab.
“ Tidak nak, kedatanganmu sangat
membuatku merasa bahagia. Sesuatu apa?? “ neek bertanya.
“ Iya nek, kami mau mengajak
nenek merasakan kebahgiaan kami. Maksud kami, kami akan mengajak nenek tinggal
bersama kami di rumah kami nek!! “
“ Bukannya nenek menolak, tapi
nenek mempunyai 3 cucu yang harus ikut berjuang hidup nersama nenek. “ sahut
sang nenek.
“ Kalau begitu bawalah saja nek
cucu – cucumu itu. Nenek masuk sambil menyiapkan semua ya..!!! “ Nadia berkata.
“ Iya nak, nenek akan segera
cepat. “ nenek menjawab. Akhirnya sang nenek keluar dengan membawa semua
barangnya dan bersama cucunya.
Sesampainya di rumah Nadia, nenek
itu langsung menata barangnya di kamar yang sudah disediakan keluarga Nadia.
Lalu, si nenek itu langsung keluar rumah. Kata si nenek, nenek ingin membeli
buah segar tapi aku berpikir...
Nenek mau kemana ya???... kan
semua buah segar sudah tersedia di kulkas, semua jenis sayuran dan lauk
pauk juga sudah ada!!. Lalu dia mau pergi kemana ya???....
|
Aku bingung sekali sampai
fillingku tentang nenek itu ternyata benar. Nenek itu kabur dari rumah dn
meninggalkan cucunya di sini. Sampai cucunya itu sudah menginjak remaja nenek
itu belum juga kembali ke rumahku. Dan pada suatu hari cucu – cucu nenek itu
benar – benar sudah menginjak masa dewasanya dan sudah lulus kuliah dan
berhasil mendapat gelar sarjana.
Akhirnya libur sekolah pun sudah
tinggal 1 hari lagi, aku dan teman – temanku berkumpul di sekolah untuk
membersihkan kelas sekaligus kerja kelompok. Keesokan harinya adalah hari
pertama sekolah setelah hari liburan aku sangatt senang sekali, karna bisa
berjumpa dengan teman terbaikku. Tapi ada satu hal yang tidak membuatku bahagia
Si Anak sok cantik itu, dia yang selalu membuatku malas masuk kelas dan belajar
di kelas. Tapi semua itu harus aku tahan karena dia juga termasuk teman
sekelasku, teman sekelas harus rukun, tidak boleh bertengkar dan tidak boleh
menyembunyikan kekesalan dalam hati.
Pada saat istirahat aku bertemu
dengan Rudi. Dia adalah salah satu bagian pengurus kelas kami yang
sekaligus paling pintar dalam pelajaran
matematika bahkan satu sekolah pun tahu kalau dia itu pintar pelajaran
mtematika, sampai – sampai dia diandalkan dalam berbagai lomba matematika. Aku
menanyakan kepada Rudi tentang Si Anak yang sok cantik dan segala macam itu.
Dan Rudi menjawab
“ Iya benar, teman – teman kita
sesekolah itu sudah tahu semua tentang Si Anak yang sok – sok an itu “ jawab
Rudi.
“ Baiklah, bagaimana kalau kita
melapor kepada bapak / ibu guru? “ kata Nadia.
“ Boleh, ayo!! “ jawaban Rudi. Jadi kita pergi menemuai bapak / ibu guru guna
melaporkan Si Anak yang selalu menyakiti hati temanya itu.
Keesokan harinya gurunya itu
menindak lanjuti dengan cara jika ada anak yang merasa tersindir di sekolah
harap langsung lapor ke bapak / ibu guru yang sudah di tetapkan bertugas untuk
mengawasi gerak – gerik anak yang sombong dan sok – sok an itu.
Sampai pada suatu hari datanglah
sepuluh anak yang melapor kepada bapak / ibu guru yang bertugas tersebut. Beberapa
di antara mereka manangis, ada juga yang sedih dan banyak lagi. Salah satu anak
ada yang bicara
“ Pak, Bu saya dan teman – teman saya
merasa tersindir dengan semua yang di lakukan anak itu. Saya ingin anak itu di
keluarkan dari sekolah ini!!! “ sahut salah satu anak.
“ Ya sudah, teim kasih atas
informasinya. Saya dan ibu guru akan menindak lanjuti tingkah dan perilaku anak
itu kepada kalian. “ jawab bapak guru
yang berusaha menghibur korban dari anak yang sangat menjengkelkan tersebut.
“ Baiklah, sekarang mending kalian
masuk kelas dan coba bergau di sana. Tapi, jangan bergaul dengan anak yang
menjengkalkan itu.. “ sahut ibu guru menjawab.
“ Ya bu, terima kasih atas
sarannya. Terima kasih juga kepada bapak gurru. “ jawab salah satu anak. Jadi mereka
semua kembali ke kelas masing – masing untuk melaksanakan saran ibu guru dan bapak
guru tadi.
Sampai pada suatu hari tingkah Si
Anak sombong itu diketahui oleh kepala sekolah. Akhirnya Anak yang sombong itu
di keluarkan dari sekolah, dan dipindahkan ke sekolah swasta biasa.
Teman – teman semua senang,
kecuali Aldi. Dia adalah sahabat terbaik Si Anak yang sok pandai dan sok cantik
itu. Tapi bagi Aldi dia melakukan itu karena ada tekanan dari orang tua yang
selalu bertengkar setiap hari. Jadi semua yang terjadi adalah kesalah pahaman
kami, seharusnya kami mendukungnya agar dia tidak strees. Tapi semua itu sudah
terlambat.
Jadi kita bisa menjadikan
kesalahan sebagai pelajaran, karena kesalahan itu bukan salah tapi kurangnya
pemahaman kita.
TAMAT............
Nantikan
kisah kami selanjutnya, OK!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar